Jurnal Percobaan 3- Pemurnian Zat Padat
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
Penyusun:
Isnaini Puji Rahayu (A1C118020)
Dosen Pengampu:
Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Percobaan III
Endapan dapat dikendalikan dengan cara mengatur kelarutan. Cara ini ternyata sering digunakan ketika ingin melakukan suatu pemurnian zat. Salah satu metode yang terbilang baik digunakan untuk memurnikan zat padat yaitu metode rekristalisasi. Prinsip metode rekristalisasi didasari oleh ketidaksamaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotornya (Oxtoby,dkk, 2001:134).
Sudah barang tentu jika proses kristalisasi ini berkaitan dengan reaksi endapan. Endapan itu sendiri dapat diartikan sebagai zat yang terpisah keluar dari fase padatan menuju larutan. Endapan akan timbul ketika larutan terlampau jenuh terhadap zat yang terlibat. Kelarutan endapan sama dengan konsentrasi larutan yang bersifat jenuh (Pinalla, 2011:65-66).
Metode berubahnya padatan menjadi uap atau uap menjadi padatan secara langsung disebut dengan sublimasi, dimana metode ini tidak melalui fasa cair terlebih dahulu. Sublimasi berlangsung ketika titik tripel suatu zat berada lebih tinggi dari tripel air. Ketentuan ini diambil dari diagram tekanan suhu air (Tim Kimia Organik, 2020:19).
Teknik
sublimasi dilakukan dengan dipisahkannya partikel yang berhasil menyublim sehingga
berubah ke wujud gas. Syarat apabila kita ingin memisahkan suatu campuran dengan
teknik sublimasi yaitu titik didih antar partikel yang terdapat dalam campuran
harus berbeda jauh. Hal ini akan membuat uap yang kita peroleh memiliki
kemurnian yang baik (Kamilati, 2006:57-58).
I. Judul: Pemurnian Zat Padat
II. Hari/Tanggal: Rabu/ 26 Februari 2020
III. Tujuan:
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini, yaitu:
- Dapat melakukan kristalisasi dengan baik
- Dapat memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi
- Dapat menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
- Dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi
IV. Latar Belakang
Apabila kita ingin memurnikan zat padat dari suatu campuran, sederhananya dapat dilakukan dengan memahami zat padat itu sendiri, mulai dari sifat fisik ataupun sifat kimia. Dengan memahaminya, dapat menjauhkan kita dari kegagalan dalam memisahkan zat padat. Selain itu dapat juga membantu dalam melihat sifat kelarutan zat padat tersebut dalam pelarut tertentu (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/).
Endapan dapat dikendalikan dengan cara mengatur kelarutan. Cara ini ternyata sering digunakan ketika ingin melakukan suatu pemurnian zat. Salah satu metode yang terbilang baik digunakan untuk memurnikan zat padat yaitu metode rekristalisasi. Prinsip metode rekristalisasi didasari oleh ketidaksamaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotornya (Oxtoby,dkk, 2001:134).
Sudah barang tentu jika proses kristalisasi ini berkaitan dengan reaksi endapan. Endapan itu sendiri dapat diartikan sebagai zat yang terpisah keluar dari fase padatan menuju larutan. Endapan akan timbul ketika larutan terlampau jenuh terhadap zat yang terlibat. Kelarutan endapan sama dengan konsentrasi larutan yang bersifat jenuh (Pinalla, 2011:65-66).
Metode berubahnya padatan menjadi uap atau uap menjadi padatan secara langsung disebut dengan sublimasi, dimana metode ini tidak melalui fasa cair terlebih dahulu. Sublimasi berlangsung ketika titik tripel suatu zat berada lebih tinggi dari tripel air. Ketentuan ini diambil dari diagram tekanan suhu air (Tim Kimia Organik, 2020:19).
V. Alat dan Bahan
V.I Alat
- Gelas Kimia
- Bunsen
- Kawat kasa
- Kaki tiga
- Termometer
- Corong buchner
- Cawan penguap
V.II Bahan
- Es
- Air suling
- Asam benzoat
- Minyak
- Naftalen
- Glukosa
- Karbon aktif
- Pasir
- Pipa kapiler
- Kertas saring
VI. Prosedur
VI.I Prosedur Percobaan Rekristalisasi
VI.II Sublimasi
Video yang berkaitan dengan percobaan ini, bisa dilihat melalui link dibawah:
https://youtu.be/5M0QhhmCFQg : rekristalisasi
https://youtu.be/AWllu4Fozlo : sublimasi
VII. Pertanyaan
Dibawah ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan video di atas:
1. Mengapa pada proses percobaan sublimasi, pemanasan dilakukan dengan nyala api kecil?
2. Mengapa pada percobaan rekristalisasi, kertas saring perlu sedikit dibasahi terlebih dahulu sebelum digunakan?
3. Mengapa pada percobaan sublimasi, uap dicegah untuk tidak keluar dari corong?
assalammualaikum wr.wb
BalasHapusperkenalkan nama saya indah syafitri (A1C118018) saya akan membantu menjawab pertanyaan no 3. uap dicegah untuk keluar dari corong agar hasil uap dari penyumblinan naftalen tersebut tidak keluar dan dapat menempel pada dinding-dinding gelas kimia sehingga akan terbentuk kristal pada gelas kimia tersebut.
sekian...
semoga membantu..
Assalamualaikum perkenalkan saya RAHMADANSAH Nim A1C118066, ingin membantu menjawab permasalahan nomor 1, karena supaya proses sublimasi berjalan dengan konstan, tidak dengan desakan api yang terlalu panas, ketika api terlalu panas, akan berdampak pada proses sublimasi yang tidak bagus, dan ketika api nya kecil proses pemanasan zat padat akan merata dari bawah sampai atas zat tersebut menguap dengan baik.
BalasHapusAssalamualaikum, hallo isna saya Cici Indah Septiana (A1C118069) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya, kertas saring dibasahi terlebih dahulu agar pada saat diletakkan didalam corong kertas saring itu tidak lari lari karena sudah diberi berat yaitu air. Selain itu agar kotoran yang ada pada pori pori kertas saring dapat lolos terbawa air dan filtrat akan turun dengan lancar. Terima kasih, Wassalamualaikum
BalasHapus