Laporan Percobaan 1- Analisa Kualitatif Unsur-unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan



Jika ingin mengetahui prosedur yang dilakukan pada praktikum ini, bisa dilihat melalui link berikut:

VIII. Data Pengamatan
VIII.I Analisa Unsur
       VIII.I.I Karbon dan Hidrogen
No
Perlakuan
Hasil
1.
Diletakkan 1-2 gram serbuk CuO kering dalam cawan porselen diatas pemanas bunsen
Tidak ada reaksi yang terjadi, CuO tetap kering
2.
Dicampurkan dengan sejumlah gula
CuO dan gula tercampur, serta meleleh
3.
Dipindahkan ke dalam tabung reaksi pyrex dan dialirkan gas nya dengan pipa pengalir menuju ke tabung berisi 10 ml larutan Ca(OH)2 , dipanaskan campuran
Terdapat uap dan juga gas










   VIII.I.II Halogen
         a.     Tes Beilstein
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dipanaskan kawat tembaga diatas bunsen
Kawat tembaga berwarna kemerahan
2.
Didinginkan, ditetesi 2 tetes CCl4, lalu dipijarkan kembali
Timbul warna hijau pada nyala api







      b.     Tes CaO
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dipanaskan CaO (kulit telur) sampai suhu tinggi, ditambah 2 tetes CCl(n-heksana), didihkan dengan 5-10 ml air suling dan HNO3 encer
Larutan jadi jernih, timbul bau dan gelembung pada kulit telur







VIII.I.IV Metoda Leburan dengan Natrium
           a.       Belerang
No
Perlakuan
Hasil
1.
Diasamkan 3 ml larutan L  (putih telur)  dengan HCl, dididihkan, diperiksa gas dengan kertas saring yang ditetesi Pb-asetat 10% dan pada larutan L ditetesi Na-nitroprosida
Ada gas dan bau tidak enak,  juga gumpalan kecil berwarna putih






           b.      Nitrogen 


No
Perlakuan
Hasil
1.
Ditambahkan kedalam 3 ml larutan L (putih telur), 5 tetes FeSO4 baru, 1 tetes FeCl3 dan 5 tetes KF 10% (nihidrin) serta 1-2 ml NaOH 10% sampai sifatnya basa, didihkan 
Larutan menjadi berwarna hitam
2.
Diasamkan dengan asam sulfat encer
larutan hitam menjadi kuning dan ada  endapan biru berlin








          c.       Halogen 
No
Perlakuan
Hasil
1.
3 ml larutan L (putih telur + HCl) dengan HNO3 encer
Larutan menjadi putih keruh
2.
Dididihkan 5 -10 menit dengan hati-hati
Terjadi perubahan warna larutan dari putih keruh jadi warna kuning, terdapat juga gas dan bau yang tidak sedap
3.
Ditambah 5 ml larutan AgNO3 encer (5-10%), didihkan
Muncul endapan warna hitam agak kecoklatan










VIII.II Penentuan Kelas Kelarutan
          VIII.II.I Kelarutan gula
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukkan 0,1 gr gula ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml air suling, dikocok kuat-kuat
Larutan bening dan gula larut (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gr gula ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml pelarut eter, dikocok kuat-kuat
Larutan jernih, gula tidak larut (-)
3.
Dimasukkan 0,1 gr gula ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml larutan NaOH 5%, dikocok kuat-kuat
Larutan jernih, gula larut (+)
4.
Dimasukkan 0,1 gr gula ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml NaHCO3 5%, dikocok kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
5.
Dimasukkan 0,1 gr gula ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml HCl 5%, dikocok
Larutan jernih, gula larut (+)
6.
Dimasukkan 0,1 gr gula ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H2SO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan kuning kecoklatan, gula larut (+)
7.
Dimasukkan 0,1 gr gula ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H3PO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan jernih, gula larut (+)



















         VIII.II.II Kelarutan Minyak
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukkan 3 tetes minyak  ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml air suling, dikocok kuat-kuat
Larutan keruh, minyak tidak larut (-)
2.
Dimasukkan 3 tetes minyak ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml pelarut eter, dikocok kuat-kuat
Larutan jernih, minyak larut (+)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml larutan NaOH 5%, dikocok kuat-kuat
Larutan keruh, minyak tidak larut (-)
4.
Dimasukkan 3 tetes minyak ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml NaHCO3 5%, dikocok kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
5.
Dimasukkan 3 tetes minyak ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml HCl 5%, dikocok
Larutan jernih, minyak larut (+)
6.
Dimasukkan 3 tetes minyak ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H2SO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan orange, minyak larut (+)
7.
Dimasukkan 3 tetes minyak ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H3PO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan jernih, minyak larut (+)




















          VIII.II.III Kelarutan Putih Telur
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukkan 3 tetes putih telur  ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml air suling, dikocok kuat-kuat
Larutan keruh, putih telur tidak larut (-)
2.
Dimasukkan 3 tetes  putih telur  ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml pelarut eter, dikocok kuat-kuat
Larutan jernih, putih telur larut (+)
3.
Dimasukkan 3 tetes  putih telur ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml larutan NaOH 5%, dikocok kuat-kuat
Larutan keruh, putih telur tidak larut (-)
4.
Dimasukkan 3 tetes  putih telur ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml NaHCO3 5%, dikocok kuat-kuat
Terdapat gas CO2 (+)
5.
Dimasukkan 3 tetes  putih telur ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml HCl 5%, dikocok
Larutan jernih (+)
6.
Dimasukkan 3 tetes  putih telur ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H2SO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan berwarna merah hati (+), dan panas
7.
Dimasukkan 3 tetes  putih telur ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H3PO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan jernih (+)




















           VIII.II.IV Kelarutan garam 
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukkan 0,1 gram garam  ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml air suling, dikocok kuat-kuat
Larutan bening, garam larut (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram garam ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml pelarut eter, dikocok kuat-kuat
Larutan jernih, garam tidak larut (-)
3.
Dimasukkan 0,1 gram garam ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml larutan NaOH 5%, dikocok kuat-kuat
Larutan jernih, garam larut (+)
4.
Dimasukkan 0,1 gram garam ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml NaHCO3 5%, dikocok kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
5.
Dimasukkan 0,1 gram garam ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml HCl 5%, dikocok
Larutan jernih (+)
6.
Dimasukkan 0,1 gram garam ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H2SO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan keruh/tidak berwarna (-)
7.
Dimasukkan 0,1 gram garam ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H3PO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan jernih tapi mengendap (+)



















         VIII.II.V Kelarutan tepung
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukkan 0,1 gram tepung  ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml air suling, dikocok kuat-kuat
Larutan keruh, tepung tidak larut (-)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml pelarut eter, dikocok kuat-kuat
Larutan keruh, tepung tidak larut (-)
3.
Dimasukkan 0,1 gram  tepung ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml larutan NaOH 5%, dikocok kuat-kuat
Larutan keruh, tepung tidak larut (-)
4.
Dimasukkan 0,1 gram  tepung ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml NaHCO3 5%, dikocok kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
5.
Dimasukkan 0,1 gram  tepung  ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml HCl 5%, dikocok
Larutan jernih (+)
6.
Dimasukkan 0,1 gram  tepung ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H2SO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan berwarna orange (+)
7.
Dimasukkan 0,1 gram  tepung ke dalam tabung reaksi, ditambah 3 ml H3PO4 pekat, dikocok hati-hati
Larutan jernih, tapi tepung mengendap




















IX. Tujuan
 Tujuan dari dilakukannya praktikum ini, yaitu:
a.         Praktikan dapat memahami cara untuk menganalisis secara kualitatif unsur zat organik
b.        Praktikan dapat memahami cara menentukan kelas kelarutan

IX. Manfaat:
Setelah melakukan praktikum ini, manfaat yang diperoleh praktikan yaitu:
a.    Praktikan menjadi tahu cara/metode analisia kualitatif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu unsur zat organik
b.      Praktikan mendapat informasi baru terkait bahan yang dapat digunakan untuk pengganti Ca(OH)2 dan larutan L
c.        Praktikan menjadi tahu kelarutan beberapa sampel pada pelarut tertentu

X. Pembahasan
     Zat organik bermanfaat bagi makhluk hidup di dunia ini. Manfaatnya, tergantung pada jenis unsur yang menyusunnya. Unsur yang menyusun senyawa organik ini, dapat diketahui. Tidak sampai disitu, kita juga dapat menentukan kelas kelarutan suatu senyawa organik dalam pelarut tertentu. Dengan mengetahui 2 hal ini, selain fungsi unsur dalam senyawa organik yang dapat dikenali, dapat pula diperkirakan rumus empiris beserta rumus molekul senyawanya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).
X.I Analisa Unsur
     X.I.I Karbon dan hidrogen
      Pada percobaan ini kami akan menganalisis karbon dan hidrogen didalam gula dan Ca(OH)2, Cawan porselen yang telah berisi CuO kering, kami panaskan. Ternyata tidak ada terjadi apa-apa sampai pemanasan selesai dilakukan. Lalu dicampur serbuk CuO hangat dengan gula. Terjadi pelelehan dalam proses ini. Kemudian kami alirkan gas melalui pipa pengalir yang sebelumnya kami rangkai, sehingga gas bisa mengalir ke larutan Ca(OH)2. Terlihat bahwa pada proses ini terdapat uap yang terbentuk.

    X.I.II Halogen
      a. Tes Beilstein
     Tes beilstein merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menganalisis ada tidaknya unsur halogen yaitu melalui warna nyala kawat tembaga yang telah ditetesi dengan salah satu unsur halogen. Pada percobaan ini kami memanaskan kawat tembaga sampai kemerahan terlebih dahulu. Setelah itu, didinginkan dan ditetesi dengan n-heksana. Dilanjutkan pemijaran, dan ketika kami amati ternyata warna nyala yang timbul adalah warna hijau.
b. Tes CaO
     Tes CaO juga termasuk tes yang dapat digunakan untuk menganalisis kehadiran unsur halogen. Ada atau tidaknya unsur halogen dapat dilihat melalui keadaan larutan (campuran CaO + CCl4 (n-heksana) + air suling + HNO3 encer) yang jernih. Dan apabila tidak memperoleh larutan yang jernih, maka disaring larutan lalu ditambah 2-3 ml AgNO3 encer (5-10%) dan diamati perubahan warnanya. Pada percobaan ini, kami mengganti CaO dengan kulit telur karena keterbatasan bahan di laboratorium. Pertama kami memanaskan kulit telur sampai ke suhu tinggi, kemudian berikan 2 tetes CCl4, dan didihkan dengan air suling, HNO3 encer. Ternyata larutan yang kami perleh warnanya jernih, selain itu timbul bau dan gelembung di kulit telur. Oleh karena kami telah memperoleh larutan yang jernih maka kami tidak perlu menyaring larutannya.

X.I.III Metoda Leburan dengan Natrium
      1.Belerang
      Pada percobaan ini, kami mengidentifikasi adanya belerang pada putih telur yang diasamkan dengan HCl, dan dididihkan. Ternyata yang terjadi yaitu timbul bau tidak sedap/enak yang menyengat. Selain itu, terdapat pula gas dan pada dasar tabung terdapat gumpalan-gumpalan kecil warna putih. Putih telur memang mengandung belerang. Hal ini dapat dibuktikan dengan bau menyengat timbul ketika proses pendidihan.

      2. Nitrogen
      Pada uji nitrogen ini, kami menambakan 5 tetes FeSO4 baru, 1 tetes FeCl3 dan 5 tetes KF 10% (nihidrin) serta 1-2 ml NaOH 10% ke dalam 3 ml larutan L (putih telur) sampai sifatnya basa. Setelah itu baru dididihkan, ternyata larutan menjadi berwarna hitam. Setelah dididihkan, dinginkan larutan, lalu diasamkan dengan asam sulfat encer, larutan hitam menjadi kuning  dan ada endapan berwarna biru berlin. 

      3. Halogen 
      Pada percobaan ini, kami kembali menggunakan putih telur yang ditambah HCl dan HNO3 encer, dihasilkan larutan putih keruh. Dilanjutkan dengan pendidihan 5 – 10 menit, dan ternyata terjadi perubahan warna larutan yang awalnya putih keruh menjadi kuning, selain itu timbul gas dan bau yang sungguh tidak sedap. Ditambah 5 ml larutan AgNO3 encer dan kemudian dididihkan kembali, terbentuklah endapan hitam kecoklatan di dasar tabung yang cukup banyak. Hal ini lah yang menandakan adanya halogen. Perlu diketahui bahwa proses pendidihan yang pertama, dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan HCN dan H2S yang terbentuk. 

X.II Penentuan Kelas Kelarutan 
       X.II.I Kelarutan Gula
     Pada percobaan ini, kami menentukan kelas kelarutan sampel gula pada 7 macam pelarut yang terdiri dari: air, eter,  NaOH 5%,  NaHCO3 5%,  HCl 5%, H2SO4 pekat dan H3PO4 pekat. Jadi 0,1 gram dicampurkan pada masing-masing pelarut sebanyak 3 ml, kemudian dikocok kuat-kuat, terkecuali pada pelarut yang sifatnya korosif pengocokan dilakukan secara hati-hati. Setelah dilakukannya prosedur tersebut, maka diperoleh hasil:
ketika gula dicampur dengan air larutan bening dan gula dapat larut (+),
gula dicampur dengan eter larutan jernih, gula tidak larut (-),Apabila dilihat bagan klasifikasi kelarutan yang dibuat Kamm, maka gula memang tidak larut ketika bercampur dengan eter.
gula dicampur NaOH 5% larutan jernih, gula dapat larut (+),
gula dicampur NaHCO3 5% tidak timbul gas CO2 (-)
gula dicampur HCl 5% larutan jernih dan gula larut (+)
gula dicampur H2SO4 pekat, larutan warna kuning kecoklatan, gula dapat larut (+)
gula dicampur H3PO4 pekat, larutan jernih gula larut (+)

       X.II.II Kelarutan Minyak
   Sampel kedua yang kami tentukan kelas kelarutannya yaitu minyak. Sama halnya dengan percobaan sebelumnya, kami menggunakan 7 macam pelarut. Jadi, 3 tetes minyak dicampurkan ke masing-masing jenis pelarut sebanyak 3 ml, kemudian dikocok. Hasil yang kami peroleh:
          ketika minyak dicampur dengan air larutan keruh, minyak tidak dapat larut (-)
minyak dicampur eter, larutan jernih dan minyak dapat larut (+)
minyak dicampur NaOH 5%, larutan keruh dan minyak tidak larut (-)
minyak dicampur NaHCO3 5%, tidak ada gas CO2
minyak dicampur HCl5% larutan jernih, minyak larut (+)
minyak dicampur H2SO4 pekat larutan berwarna orange dan minyak larut (+)
minyak dicampur H3PO4 pekat larutan jernih dan minyak larut (+)

          X.II.III Kelarutan Putih Telur
    Sampel ketiga yang kami gunakan ialah putih telur. Yang akan kami uji kelarutannya pada 7 pelarut berbeda seperti percobaan sebelumnya. 3 tetes putih telur dicampurkan ke setiap pelarut dengan banyak 3 ml. hasil yang kami peroleh:
Ketika putih telur dicampur dengan air, larutan keruh dan putih telur tidak larut (-)
Putih telur dicampur dengan eter, larutan jernih dan putih telur larut (+)
Putih telur dicampur NaOH 5% larutan keruh dan putih telur tidak dapat larut
Putih telur dicampur NaHCO3 5%, terdapat gas CO2 pada campuran ini (+)
Putih telur dicampur HCl 5%, larutan jernih (+)
Putih telur dicampur H2SO4 pekat, warna larutan merah hati (+) dan terasa panas
Putih telur dicampur H2PO4 pekat, larutan jernih (+)

        X.II.IV Kelarutan Garam
      Sampel keempat yang diuji kelarutannya yaitu garam. Sama seperti sebelumnya, uji kelarutan pada garam ini, menggunakan 7 macam pelarut. 0,1 gram garam dicampur dengan setiap macam pelarut sebanyak 3 ml. Hasil yang diperoleh:
Ketika garam dicampur air, larutan bening dan garam dapat larut (+)
Garam dicampur eter, larutan jenih, garam tidak dapat larut. Sama halnya dengan gula, jika dilihat bagan klasifikasi kelarutan yang dibuat Kamm, maka garam memang tidak larut ketika bercampur dengan eter
Garam dicampur NaOH 5%, larutan jernih dan garam dapat larutb
Garam dicampur NaHCO3, tidak terdapat gas CO2
Garam dicampur HCl 5%, larutan jernih (+)
Garam dicampur H2SO4 pekat, larutan keruh (-)
Garam dicampur H3PO4 larutan jernih (+) tapi garam mengendap

       X.III.V Kelarutan Tepung
      Sampel kelima yang digunakan untuk diuji kelarutannya yaitu tepung. Pelarut yang digunakan ada 7 macam, seperti pada percobaan sebelumnya. 0,1 gram tepung dicampur ke setiap jenis pelarut sebanyak 3 ml lalu dilakukan pengocokan. hasil yang diperoleh yaitu:
Tepung dicampur air, larutan keruh dan tepung tidak dapat larut (-)
Tepung dicampur dengan eter larutan keruh dan tepung ditadk dapat larut (-)
Tepung dicampur dengan NaOH 5%, larutan keruh dan tepung tidak larut (-)
Tepung dicampur dengan NaHCO3 5%, tidak timbul gas CO2
Tepung dicampur HCl 5% larutan jernih
Tepung dicampur dengan H2SO4 pekat, larutan berwarna orange (+)
Tepung dicampur dengan H3PO4 pekat, larutan jernih (+) tetapi tepung mengendap

XI. Pertanyaan berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan
1.                  Apa yang menyebabkan adanya warna khas pada n-heksana ketika ia dipijarkan dengan kawat tembaga?
2.                  Pada tes CaO mengapa kulit telur dapat mengeluarkan gelembung ketika dipanaskan?
3.              Pada uji nitrogen, apa yang menyebabkan terbentuknya endapan berwarna biru berlin pada hasil akhir?

XII. Kesimpulan
Dari percobaan yang praktikan lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a.         Praktikan mengetahui prinsip dasar analisa kualitatif dalam kimia organik, yaitu analisis dengan metode/cara tertentu untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya zat organik, yang dapat dilihat dari bau, warna yang dihasilkan ketika uji nyala, dan perubahan warna larutan.
b.   Praktikan mengetahui cara kerja untuk mengidentifikasi zat organik berdasarkan analisa kualitatif. Unsur karbon diidentifikasi dengan menggunakan CuO panas dan  sampel (gula) serta membiarkan gasnya mengalir ke Ca(OH)2, Unsur Halogen diidentifikasi dengan tes Beilstein dan tes CaO serta berdasarkan endapan yang terbentuk setelah penambahan AgNO3 pada larutan L dan HNO3 yang dididihkan, belerang diidentifikasi dengan adasnya bau, dan gas yang timbul saat pendidihan larutan L dan asam asetat, nitrogen diidentifikasi dengan adanya endapan biru berlin hasil pendinginan dan pengasaman larutan L, FeSO4, KF dan NaOH dengan asam sulfat, penentuan kelas kelarutan dengan mencampur sampel bersama pelarut tertentu lalu dikocok 
c.   Praktikan dapat menganalisa senyawa unknown, yaitu larutan L yang digunakan pada uji belerang, nitrogen, dan halogen, dan merupakan campuran putih telur dan HCl




Video mengenai percobaan ini, dapat dilihat di link berikut:
https://youtu.be/LJDGSu9SfoE






XIII. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti. Jakarta:Erlangga.

Nasir, Subriyer, dkk. 2009. Ekstraksi Dedak Padi menjadi Minyak Mentah Dedak Padi (Crude Rice Bran Oil) dengan Pelarut N-Hexane dan Ethanol. Jurnal Teknik Kimia. 16(2):4.

Syamsurizal. 2019. Analisis Kualitatif Senyawa Organik. (http://syamsurizal.staff.unja. ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/). Diakses pada tanggal 25 Januari 2020 pukul 20:10).

Tim Kimia Organik I. 2020. Penuntun Kimia Organik I. Jambi:Universitas Jambi

Yoga, Willybrordus dan Rini H. 2016. Review: Teknik Peningkatan Kelarutan Obat. Jurnal Farmaka. 14(2):288.


XIV. Lampiran Gambar 


Bahan yang digunakan

proses saat pemijaran kawat tembaga

proses saat penambahan pelarut pada salah satu sampel

hasil kelarutan putih telur pada beberapa pelarut




Komentar

  1. Assalamualaikum perkenalkan saya RAHMADANSAH NIM: A1C118066 ingin mencoba menjawab permasalahan yang nomor 2, karena pada kulit telur terdapat pori pori pada cangkang tersebut, pada saat dipanaskan udara terjebak dan lalu mengembang mencari jalan keluar melalui kulit telur (pori-pori).

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Perkenalkan nama saya Dea Ristria Ariani dengan NIM:A1C118003. Saya akan coba membantu menjawab pertanyaan nomor 3. Jawabannya yaitu penyebab warna biru berlin itu dikarenakan larutan ninhydrin yang digunakan merupakan oksidator sehingga saat penambahan FeSO4, FeCl3, KF 10%, dan NaOH. Menghasilkan endapan biru berlin yang menunjukkan adanya unsur nitrogen.

    BalasHapus
  3. Perkenalkan saya Suryani br Nababan NIM A1C118093 akan mencoba menjawab pertanyaan no 1
    dimana pada saat pemijaran kawat tembaga dengan n-heksana menimbulkan warna yang khas (warna hijau)dikarenakan adanya unsur halogen yang di tunjukan dengan adanya uap cu-halida yang terbentuk dan warna nyala hijau yang di hasilkan pada saat pemijaran

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Percobaan 5 ~ Reaksi-reaksi Aldehida dan Keton

Jurnal Percobaan 4 - Reaksi-reaksi Hidrokarbon

jurnal percobaan 7 ~ Pembuatan Sikloheksanon